Repository Universitas Pakuan

Detail Karya Ilmiah Dosen

Bambang Sunarwan

Judul : PEMETAAN TINJAU DAERAH ALTERASI PADA SISTEM VEIN - EPITHERMAL Studi Kasus : Daerah Sengon dan sekitarnya, Kec.Tugu, Kab. Trenggalek – Jawa Timur.
Abstrak :

Pengendapan mineral bijih merupakan proses hidrotermal – magmatic dan dipengaruhi oleh perbedaan urutan pembentukan, kedalaman pembentukan, jenis magma asal pembentuk batuan terobosan (intrusi) dan batuan samping (host rock) serta komposisi larutan magma pengubah batuan asal itu sendiri.

Karakteristik dan kelimpahan mineral hasil alterasi hidrotermal terbentuk akibat reaksi antara larutan hidrortermal dengan batuan samping dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yakni : temperatur, komposisi fluida (terutama pH), kondisi permeabilitas batuan dan proses pendidihan.

Mineral alterasi non lempung daerah kajian dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok besar yakni : silika, kalk - silikat, karbonat, oksida besi dan sulfida.Pada alterasi mineral lempung, diketahui merupakan mineral hydrated alumino-silicate, memiliki struktur yang peka terhadap temperatur  pembentukan dan lingkungan kimiawi (Harve, 1999). Analisa terhadap mineral lempung dari contoh batuan, digunakan untuk menentukan nilai temperatur pembentukan (indikator) dan gradient termal. Dari analisa PIMA dan XRD. mineral lempung yang muncul di daerah kajian terdiri dari group klorit, kaolin, illit, monmorilonit serta mineral lempung lain (gypsum dan jarosit).

Kumpulan, himpunan dan asosiasi mineral hasil ubahan dapat mencerminkan kondisi lingkungan, pH dan suhu (Browne, 1977; Hayashi, 1973; hedenquist, 1988). Zona alterasi daerah kajian terdiri atas empat zona yang merupakan kumpulan mineral ubahan, disesuaikan dengan hasil analisa PIMA, XRD dan pengamatan mineralogy contoh batuan alterasi, kisaran temperatur, pH dan kesebandingan zona alterasi kemudian zonasi alterasi ditentukan berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Kingston – Morrison dan Cobert & Leach, 1996)

Kata-kata kunci  : intrusi, hydrothermal – magmatic, host rock, ekplorasi, magma, fracture, cavity filling, replacement, zona mineralisasi, alterasi, dispotted, .

Tahun : 2010 Media Publikasi : Jurnal Nasional Blm Akreditasi
Kategori : Jurnal No/Vol/Tahun : Edisi 17 / Volume 1 / 2010
ISSN/ISBN : 1411-5972
PTN/S : Universitas Pakuan Program Studi : TEKNIK GEOLOGI
Bibliography :

  1. Bemmelen, R.W.van; 1949, The Geology ofd Indonesia, The Haque Martinus Nijhoff, vol.IA, Netherlands.
  2. Browne P.R.L, 1991, Hydrothermal Alteration and Geothermal System, Lecture Handout, The University of Auckland.
  3. Corbert, Greg J, and leach, tery M, 1996 Southwest Pacific Rim Gold-Copper Systems : Structure, Alteration and Mineralization, Society of Economic Geology, Kansas City.
  4. Fourier, R.O, 1994, Water Geothermometers applied to Geothermal Energy, United nations Institute for Training and Research, New York and UNITAR/UNDP centre and Small Energy Resources. Italy.
  5. Harvey, C.C, 1999, The Aplication of Clay Mineralogy to Exploration and Development of Hydrothermal Resources, Lecture Handout, Geothermal Institut, The University of Auckland.
  6. Purwanto, 2003, Alterasi pada system Vein Epitermal Daerah Sengon, Kec.Tugu – Trenggalek, Tugas Akhir Sarjana, Tidak publikasi, Teknik Geologi - UNPAK.
  7. Reyes, Agnes, G, 1990, Petrology of Phlilippine Geothermal System and The Application of Alteration Mineralogy to Their Assesment.Journal of  Vulcanology and Geothermal Research, 279 – 309.
  8. Taylor, R.G, 1992, Ore Texture, volume 2, Alteration, James Cook university of north Queesland Australia.
  9. U.Hartono, Baharudin , K.Brata dan E.haryono, 1992 : Peta Geologi lembar Madiun, skala 1 : 100.000, P3G. Bandung.
  10. White, D.E, Muffler, L.J.P and Truested, H.A, 1971, Vapor-Dominated Hydrothermal System Compare With Hot – Water Systems, Economic geology.
  11. Yang, K,, Browne, P.R.L, Huntington nd Wasshe, J>L, 2001, Characteristing The Hydrothermal Alteration of the Broadlands, Ohaaki Geothermal System, new Zealand, Using Short-wave Infrared Spectroscopy, journal of Volcanology and geothermal research 106 (2001) , 53 – 65.

URL :

 

Document

 
back