Abstrak |
: |
Ekstrak kulit bawang merah mengandung flavonoid, polifenol, saponin, terpenoid, dan alkaloid. Metode ekstraksi modern dengan memanfaatkan radiasi gelombang mkro yang disebut dengan MAE (Microwave Assisted Extraction) belum banyak dilakukan. Metode MAE terbukti lebih efektif karena pemanasan pelarut secara cepat dan efisien dibandingkan metode ekstraksi secara konvensional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui senyawa fitokimia dan aktivitas ekstrak kulit bawang merah dengan metode MAE pada Staphylococcus aureus. Deteksi senyawa fitokimia dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu ada tidaknya senyawa flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Aktivitas ekstrak kulit bawang merah terhadap S.aureus dilakukan dengan metode kertas cakram dengan melihat zona bening/ hambat yang dihasilkan. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 5,10,15,20, dan 25 % (b/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah mempunyai senyawa falonoid, saponin dan tanin. Ekstrak kulit bawang merah dapat menghambat pertumbuhan S. aureus ditunjukkan dengan adanya zona bening dari konsentrasi 5,10,15,20, dan 25 % (b/v) adalah 14; 15,5; 16; 19; dan 19,5 mm.. Hasil tersebut menunjukkan bahwa MAE lebih efektif daripada metode konvensional ( maserasi) dalam menghambat S.aureus. Berdasarkanhasil aktivitas antibakteri, ekstrak kulit bawang merah dapat dimanfaatkan sdalam dunia industri esbagaisalah satu komponen produk pencegahan infeksi bakteri.
|
Bibliography |
: |
1. Akiyama, H.K.Fujji.O.Yamasaki., T. Ono. K. Iwatsukui.2001. Antibacterial action of several tannin against Staphylococcus aureus . Journal of Antimicrobial Chemotheraphy 48:487-491.
2. Cavalieri, S.J., I.D. Rankin., R.J. Harbeck., R.S. Sautter., Y.S. McCarter., S.E. Sharp., J.H. Ortez., dan C.A. Spiegel. 2005. Manual of antimicrobial suspectibility testing. USA: American Society for Microbiology.
|