Repository Universitas Pakuan

Detail Karya Ilmiah Dosen

Munarti, Surti Kurniasih

Judul : Pengaruh Konsentrasi IAA dan BAP Terhadap Pertumbuhan Stek Mikro Kentang Secara In Vitro
Abstrak :

Kentang (Solanum tuberosum.L) merupakan sumber karbohidrat alternative selain beras. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bibit kentang dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang relative singkat. Metode penelitian ini yaitu menggunakan auksin dan sitokinin sebagai pemacu pertumbuhan dalam kultur in vitro. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inisiasi tunas dan akar paling cepat pada perlakuan IAA 0.10 ppm dan BAP 0.25 ppm. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh konsentrasi IAA dan BAP terhadap pertumbuhan tanaman kentang secara in vitro. Penelitian ini disusun dalam bentuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama IAA tiga taraf yaitu 0 ppm (I0), 0.10 ppm (I1) dan 0.30 ppm (I2). Faktor kedua BAP tiga taraf yaitu : 0 ppm (B0), 0.25 ppm (B1) dan 0.50 ppm (B2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi tunas dan akar paling cepat pada perlakuan 0.10 ppm IAA yaitu rata-rata 7.3 hari dan 14 hari setelah tanam (HST), sedangkan rata-rata panjang tunas tertinggi pada perlakuan konsentrasi BAP 0.25 ppm yaitu 6.0 cm dibandingkan perlakuan yang lain. Interaksi IAA dan BAP berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati.

Tahun : 2014 Media Publikasi : Jurnal Nasional Blm Akreditasi
Kategori : Jurnal No/Vol/Tahun : 1 / 1 / 2014
ISSN/ISBN : 1397015529
PTN/S : Universitas Pakuan Program Studi : PENDIDIKAN BIOLOGI
Bibliography :

Ali, Gowher et al. 2007. Callus Induction and in vitro Complete Plant Regeneation of Different Cultivars of Tobacco (Nicotiana Tabaccum L. ) on media of Different Hormonal Consentration. Biotechnology 6 (4) :561-566. ISSN Asian Network for Scientific Information
Bhojwani dan Razdan, 1983. Plant Tissue Culture: Theory and Practice Esevier, New York. Pp 37, 91-99.
Barahima, 1995. Regenerasi Tanaman Kentangyang dikultur secara in vitro pada Media dengan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Bervariasi. Fakultas Pertanian Universitas Cenrawasih, Manokwari.
Davies.P.J.1993. Plant Hormone and Their Role in Plant Growth and Development. Martinus Nijhoff Publisher. Boston.P:15-25.
Gunawan, L. W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Laboratorium kultur Jaringan Tanaman. Pusat Antar Universitas (PAU). Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
George, Edwin F. 1993. Plant Propagation by Tissue Culture, Part 1, 2nd Edition. Exegetic Limited : England
Gunarto, A. 2007. Prospek Agribisnis Kentang G4 Sertifikat Di Kabupaten Sukabumi. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknik Budidaya Pertanian.
Hendaryono, Daisy dkk. 1994. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisiu: Yogyakarta
Kusumo, S. 1984. Zat pengatur tumbuh, penerbit CV Tasaguna, Jakarta
Pierik, R. L. M., 1987. In Vitro Culture of Higher Plants. Martinus Nijhoff Publ. Boston.
Santoso, Untung dan F. Nursadi. 2003. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. 191 hlm.
Wattimena, G.A. 2006. Prospek Plasma Nutfah dalam Mendukung Swasembada Benih Kentang di Indonesia.Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi. Ditjen Hortikultura. Deptan.
Woodward, Andrew W and Bartel, Bonnie.2005. Auxin: Regulation, Action, and Interaction. Department of Biochemistry and Cell Biology, Rice University USA. Annals of Botany 95: 707–735, 2005
Yusnita. 2004. Kultur Jaringan, Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Agromedia Pustaka. Jakarta. 105 hal.
Yuwono. 2006. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakrta.
.

URL :

 

Document

 
back