Repository Universitas Pakuan

Detail Karya Ilmiah Dosen

Yuyus Rustandi, Langgeng Prima Anggradinata

Judul : REPRESENTASI ETOS KERJA ORANG SUNDA DALAM UNGKAPAN DAN FOLKLOR SUNDA
Abstrak :

Etos kerja orang Sunda direpresentasikan dalam ungkapan atau kosakata bahasa Sunda yang digunakan sehari-hari. Selain itu, folklor Sunda juga merepresentasikan etos kerja orang Sunda, misalnya cerita si Kabayan. Tulisan ini menganalisis representasi etos kerja orang Sunda dalam ungkapan dan folklor Sunda. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ungkapan yang kerap dituturkan oleh orang Sunda menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan yang dituturkan orang Sunda menunjukkan ekspresi kemalasan, misalnya ungkapan atau kosakata kumaha isuk, hoream, wanci pecat sawed, dll. Folklor si Kabayan merepresentasikan pula etos orang Sunda. Cerita itu menampilkan kembali dua tipe orang Sunda: (1) orang yang bekerja keras dan (2) orang yang malas. Cerita bermakna bahwa orang Sunda seharusnya bersikap sewajarnya; orang Sunda tidak boleh memiliki sifat malas dan ambisi yang tinggi karena keduanya sama-sama merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dari ungkapan dan folklor tersebut terlihat representasi identitas dan dinamika orang Sunda dalam hal etos kerja.

 

Kata kunci: etos kerja, orang Sunda, ungkapan, folklor, si Kabayan.

Tahun : 2019 Media Publikasi : Jurnal Nasional Blm Akreditasi
Kategori : Jurnal No/Vol/Tahun : 1 / 1 / 2019
ISSN/ISBN : 2684-821X
PTN/S : Universitas Pakuan Program Studi : BAHASA & SASTRA INDONESIA
Bibliography :

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. (1984). Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: PPB Depdikbud.

Durachman, M. (2006). Cerita-cerita si Kabayan dari kelisanan pertama ke kelisanan kedua [online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196306081988031-MEMEN_DURACHMAN/CERITA-CERITA_SI_KABAYAN_DARI_KELISANAN_PERTAMA_KE_KELISANAN_KEDUA.pdf [Diakses: 21 April 2019].

Durachman, M. (2006). Cerita si Kabayan: transformasi, proses penciptaan, makna, dan fungsi. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196306081988031-MEMEN_DURACHMAN/CSK_TRANSFORMASI,_PROSES_PENCIPTAAN,_MAKNA,_DAN_FUNGSI.pdf.

Indrawardana I. (2012). Kearifan lokal adat masyarakat Sunda dalam hubungan dengan lingkungan. Jurnal Komunitas, 4(1), 1-8. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/2390.

Koentjaraningrat. (2002). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Rosidi, A. (1984). Manusia Sunda: Sebuah Esai Tentang Tokoh-Tokoh Sastera Dan Sejarah. Jakarta: Inti Idayu Press.

Sibarani, Robert. (2013). Folklor sebagai media dan sumber pendidikan: sebuah ancangan kurikulum dalam pembentukan karakter siswa berbasis nilai budaya Batak Toba. Dalam Endraswara (Ed.), Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Suardi, H. (1999). Roda Berputar, Dunia Bergulir. Kognisi Baru Tentang Timbul Tenggelamnya Sivilisasi. Bandung: Bakti Mandiri.

Sumardjo, J. (2009). Kosmologi dan pola tiga Sunda. Jurnal Imaji Maranatha, 4(2), 101-110. Tersedia di https://www.neliti.com/publications/218259/kosmologi-dan-pola-tiga-sunda.

Sumardjo, J. (2011). Sunda: Pola Rasionalitas Budaya. Bandung: Kelir.

URL :

 

Document

 
back